Munich – Di dalam setiap kendaraan listrik (EV), manajemen termal (thermal management) adalah fungsi hardware dan software yang sangat penting, jauh lebih vital daripada pada mobil mesin pembakaran internal (ICE). Sistem manajemen termal bertanggung jawab untuk menjaga paket baterai, motor listrik, dan elektronik daya lainnya pada kisaran suhu operasional yang optimal, yang secara langsung memengaruhi jangkauan, kinerja pengisian, dan umur panjang baterai.
Baterai Litium-Ion bekerja paling efisien dalam kisaran suhu yang sempit (sekitar 20∘C hingga 45∘C). Jika baterai terlalu dingin, jangkauan dan kecepatan pengisian akan berkurang drastis. Jika baterai terlalu panas (misalnya, selama pengisian cepat berulang atau mengemudi agresif), hal ini dapat menyebabkan degradasi baterai permanen dan bahkan risiko kebakaran.
Sistem thermal management modern EV adalah sistem closed-loop yang kompleks, seringkali menggunakan pendingin cair (cair yang berbasis glikol) yang mengalir melalui saluran di sekitar modul baterai. Software AI kendaraan mengontrol katup, pompa, dan elemen pemanas/pendingin untuk memastikan bahwa suhu setiap modul baterai seragam. Sistem ini juga terintegrasi dengan AC kabin, memungkinkan baterai dipanaskan atau didinginkan secara proaktif sebelum pengisian cepat atau keberangkatan.
Pentingnya sistem ini paling jelas terlihat saat pengisian cepat. Kendaraan harus dapat mendinginkan baterai secara agresif untuk mempertahankan laju pengisian yang tinggi. Sistem yang buruk akan memaksa software untuk memperlambat pengisian daya secara signifikan untuk mencegah overheating, memperpanjang waktu tunggu pengemudi.
Thermal management adalah penentu kinerja rahasia EV. Itu adalah sistem yang mengubah EV dari mobil yang bagus di bawah kondisi ideal menjadi kendaraan yang andal dalam suhu ekstrem. Investasi dalam thermal management yang canggih adalah kunci bagi produsen untuk menepati janji jangkauan yang konsisten dan umur baterai yang panjang.

