Revolusi Baterai Solid-State: Akankah Mengakhiri Kecemasan Jarak Tempuh Mobil Listrik?

Revolusi Baterai Solid-State: Akankah Mengakhiri Kecemasan Jarak Tempuh Mobil Listrik?

Salah satu hambatan terbesar dalam adopsi mobil listrik secara massal adalah “kecemasan jarak tempuh” (range anxiety) dan waktu pengisian daya yang lama. Namun, munculnya teknologi baterai solid-state menjanjikan revolusi yang dapat mengatasi masalah ini. Baterai solid-state menggunakan elektrolit padat alih-alih cairan (seperti pada baterai lithium-ion konvensional), yang menawarkan sejumlah keunggulan signifikan.

Keunggulan utama baterai solid-state adalah densitas energi yang jauh lebih tinggi. Artinya, dalam ukuran dan berat yang sama, baterai ini dapat menyimpan lebih banyak energi, secara efektif meningkatkan jarak tempuh mobil listrik hingga dua kali lipat atau lebih. Selain itu, penggunaan elektrolit padat menghilangkan risiko kebakaran atau ledakan yang melekat pada baterai lithium-ion cair, menjadikannya jauh lebih aman.

Dari segi kepraktisan, baterai solid-state juga diklaim mampu diisi ulang jauh lebih cepat, bahkan hanya dalam waktu 10-15 menit untuk mencapai 80% kapasitas. Hal ini akan membuat pengisian daya mobil listrik sebanding dengan pengisian bahan bakar konvensional. Pabrikan otomotif besar dan perusahaan teknologi berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama mengomersialkan teknologi ini.

Meskipun potensi teknologinya luar biasa, tantangan produksi massal masih besar, terutama pada masalah durabilitas siklus pengisian dan biaya manufaktur yang tinggi. Meskipun demikian, para ahli memprediksi bahwa dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, baterai solid-state akan mulai mendominasi pasar, benar-benar mengakhiri kecemasan jarak tempuh mobil listrik.

Intisari: Baterai Solid-State berpotensi mengakhiri kecemasan jarak tempuh mobil listrik karena memiliki densitas energi lebih tinggi (jarak tempuh lebih jauh) dan diklaim lebih aman serta dapat diisi ulang jauh lebih cepat dibandingkan baterai lithium-ion konvensional.