Di era serba cepat, muncul tren slow travel, gaya bepergian dengan ritme lambat untuk lebih menghargai pengalaman.
Slow travel menekankan interaksi mendalam dengan budaya lokal, bukan sekadar mengejar destinasi populer.
Wisatawan slow travel biasanya memilih tinggal lebih lama di satu tempat, menggunakan transportasi publik, dan mencari pengalaman autentik.
Gaya hidup ini juga lebih ramah lingkungan karena mengurangi jejak karbon dari perjalanan singkat yang berulang.
Kesimpulannya, slow travel adalah cara baru untuk menemukan makna dalam perjalanan. Ia mengajarkan bahwa kualitas lebih penting daripada kuantitas destinasi.

